MAHADALYASSUNNIYYAH.AC.ID, Surabaya. Puluhan Mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember menghadiri acara Kajian Tafsir Al Jailani karya Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang dikaji langsung oleh Sayyid Syekh Prof Dr Muhammad Fadhil, cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang diselenggarakan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (19/07/2024).
Acara tersebut dihadiri juga oleh Mantan Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, Nyai Hj Masruroh Wahab putri KH Wahab Hasbullah, jajaran ulama dan masyayikh Indonesia dan para mahasiswa dan Mahasantri dari sejumlah perguruan tinggi dan ma’had aly di Jawa Timur.
Mantan Gubernur Jawa Timur, sekaligus inovator dalam acara tersebut Hj Khofifah mengatakan, untuk memahami Kitab Tafsir Al Jailani tidak begitu mudah karena membutuhkan seseorang yang paham betul dengan ilmu tersebut.
“Kenapa Kami mohon terhadap Syekh Fadhil untuk mengajarkan langsung? Berawal dari bulan februari 2022, kami diantar oleh Kiai Fakhrur Rozi mendapatkan 6 jilid Tafsir Al-Jailani dan saya mencoba membaca sepintas dari beberapa jilid tersebut, memang tidak mudah untuk memahami ilmu yang terdapat di kitab tersebut,” ujarnya
Hj Khofifah mengutarakan, Kitab Tafsir Al Jailani sempat hilang selama 800 tahun atau 8 abad, dan ditemukan di salah satu perpustakaan tertua di dunia yang mempunyai 75.000 buku yaitu perpustakaan di Vatikan oleh Syekh Muhammad Fadhil.
Lantas dalam kajiannnya, Syekh Muhammad Fadhil menyampaikan beliau mendapatkan 6 naskah orisinal kitab ini dari seluruh belahan dunia, salah satunya dari India yang ditulis 60 tahun setelah wafatnya Syekh Abdul Qadir al-Jailani
“Kitab ini tidak ada bandingannya dan tidak padannya di dunia ini. Banyak ulama’ yang menyangkal pendapat saya, seperti Ulama’ Mesir, Suria, dan banyak juga dari Negara lain,” ungkap Syaikh Fadhil.
Syaikh Fadhil menceritakan, Syekh Ahmad Thayyib Grand Syekh Al-Azhar pernah bertanya perihal pernyataan Syaikh Fadhil tentang kitab tafsir tersebut yang dikatan terbaik di dunia dan tidak ada bandingannya, lantas dirinya tak menjawab hal itu akan tetapi memberikan kitab tafsir tersebut kepada Syaikh Ahmad Thayyeb.
“Saya juga memberikannya satu kepada Syekh Ali Jum’ah, dan saya mengatakan kepada mereka “bacalah tafsir Syekh Abdul Qadir al-Jailani, sebagaimana kalian mengetahuinya sebagai Sulthonul Auliya’kalian juga akan tahu kalau beliau adalah Sulthonul Ulum (Rajanya Ilmu) juga,” imbuhnya.
Selang beberapa waktu, ungkap Syaikh Fadhil, dirinya bertanya kepada mereka perihal kitab tafsir karya Syaikh Abdul Qadir tersebut usai dibacanya.
“Bagaimana Tafsir kakekku Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, mereka menjawab benar, kitab ini tiada bandingannya dan tiada tandingannya sebagaimana yang saya katakan,” pungkasnya.
Pewarta: Husni
Editor: Sufyan