MAHADALYASSUNNIYYAH.AC.ID, Kencong. Pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember, KH Ahmad Ghonim Jauhari mengatakan, santri dalam mencari ilmu harus menyertainya dengan niatan yang baik yaitu niatan menghilangkan kebodohan, jangan sampai salah niat ingin mendapat sebuah pekerjaan tertentu atau profesi tertentu, sungguh kesalahn besar.
Hal itu Kiai Ghonim jelaskan saat memberi tausyiah dalam acara wisuda ke-3 Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember pada Sabtu (11/05/2024) di halam gedung Ma’had Aly Assunniyyah.
“Dalam Kitab Ta’limul Mutaallim, tujuan mencari ilmu itu hanya satu, yaitu menghilangkan kebodohan. Sering niatan kita salah, semisal anak kiai dipondokkan dengan niatan agar nanti bisa meneruskan perjuangan ayahnya mengelola pesantren, ini sudah salah, yang diteruskan sebenarnya bukan itu, akan tetapi meneruskan perjuangan ayahnya dalam beribadah kepada Allah, karena amal tanpa ilmu itu tertolak,” jelas Kiai Ghonim.
Secara khusus Kiai Ghonim mengatakan, saat ini tantangan terbesar dalam berjuang tidak sama dengan zaman dahulu, kalau zaman dahulu berjuang dengan menggunakan senjata, kalau zaman sekarang perjuangan lebih memerlukan intelektual keilmuan yang mapan.
“Ini tidak mudah kita dapatkan, mahasantri harus betul-betul berjuang menghasilkan fan ilmu yang kebetulan di mahad aly ini fan ulumul hadits yang bisa dibuat pegangan dalam berjuang nanti di masyarakat,” jelas Kiai Ghonim.
Kiai Ghonim sendiri mengaku pernah ditanya tantang bagaimana kedepannya lulusan-lulusan mahad aly ini, sering dibuat gurauan ijazahnya gak laku, jurusan para penyuluh, tidak akan bisa menjadi PPPK apalagi PNS.
“Saya jawab dengan gurau, apa dengan masuk ma’had aly mau jadi PNS? Ini perlu saya utarakan agar mahasantri niatannya betul-betul lurus sesuai alur, bahwa mencari ilmu di Ma’had Aly ini bukan embel embel dibuat untuk mencari pekerjaan. Sehingga masuk Ma’had Aly niatannya cukup satu, yaitu tarkul jahli, jangan mikir ijazahnya seperti apa,”tegas Kiai Ghonim.
Kiai Ghonim berpesan kepada para wisudawan untuk yakin bahwa ilmu yang dipelajari di Ma’had Aly Assunniyyah pasti barakah dan manfaat. Dan dimanapun mahasantri berjuang hendaknya menjadi seperti paku, paku dimanapun ditancapkan pasti pas dan lengket.
“Berjuang dimanapun pas dan lengket barakahnya ila Yaumil qiyamah. Mudah mudahan manfaat dan barakah di dunai hingga di akhirat ketika menghadap Allah SWT. Saya tetap lebih bangga kepada santri yang belajar di mahad aly dari pada yang lainnya, karena Ma’had aly ini ruhhya Assunniyyah,” pungkasnya.