Kiai Sadid Jauhari, Sosok Kiai yang Luar Biasa saat Menjamu Tamunya

KH Ahmad Sadid Jauhari, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember adalah seorang tokoh Kiai yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat, banyak orang diluar sana yang ingin bertabarruk (mengambil barokah) darinya, baik itu dari kalangan wali santri maupun dari para pejabat-pejabat yang berpangkat tinggi sekalipun, untuk sowan kepadanya.

Sebagai seseorang yang kaya akan keilmuan, Kiai yang juga Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini sangat mengerti bagaimana cara untuk memuliakan para tamunya tanpa membedakan satu tamu dengan tamu yang lainya dengan jamuan dan sikap memuliakan yanguar biasa.

Seringkali para santri melihatnya menemani para tamunya yang ingin melihat-lihat sekeliling pondok terutama ingin melihat tempat betani santri di salah satu bangunan di lantai 4 yang dengan rela hati Kiai Sadid lakukan sendiri dengan menemani tamunya dengan senang hati, penuh senyuman seakan tidak ada hal yang memberatkan di dalam hati.

Padahal salah satu dari tempat tersebut berada di atas yang harus di tempuh dengan menaiki anak tangga, yang dimana seumuran beliau yang notabene sudah sepuh pasti membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Namun hal itu tidak menciutkan niat Kiai Sadid untuk menyenangkan para tamunya yang berkeinginan untuk melihat-lihat sekeliling pondok.

Pernah suatu hari, salah satu santri pernah diajak menemani Kiaia Sadid dengan para tamunya untuk melihat pertanian pondok yang diolah sendiri oleh para santri yang berada di lantai 4. Saat itu jalanya penuh dengan air hujan sehingga sangat sulit untuk dilewati, namun sekali lagi itu tidak menyurutkan niat Kiai Sadid untuk menyenangkan hati para tamunya.

Kiai Sadid tetap melangkah berjalan di atas genangan air dan lantai yang licin tak ada rasa takut jatuh sedikitpun. Tentunya hal tersebut menjadi suri tauladan yang begitu berharga bagi para santri sekaligus mengajarkan begitu penting menjamu dan memuliakan tamu serta dalam tidak ada kata lelah menyebarkan kebaikan selama mampu melakukannya.

Dan dari hal itu juga bisa diketahui begitu pentingnya mengamalkan ilmu, karna memuliakan tamu memang sebagian dari kesempurnaan iman seperti yabg dijelaskan Dalam Hadits Arba’in Syekh Imam An-Nawawi :

 

مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah! Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya.” (HR Bukhori dan Muslim dari SahabatAbu Hurairah RA).

 

Ditulis oleh: Husni, Mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah

Editor: Sufyan Arif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *