Pembekalan KKN, Puluhan Mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Dijelaskan Pentingnya Keteladanan

MAHADALYASSUNNIYYAH.AC.ID, Kencong.

Sebanyak 50 mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember mengikuti pembekalan KKN (Kuliah Khidmah Nabawiyah) yang diisi langsung Dewan Pertimbangan Pondok Pesantren Assunniyyah, KH Khoiruzzad Maddah, Rabu (21/02/2024).

Acara yang dipusatkan di Aula lantai 3 Perpustakaan Assunniyyah ini dihadiri seluruh dosen Ma’had Aly yang juga sebagai musyrif atau pembimbing serta seluruh Mahasantri semester 6 dan 8 yang bakal diterjunkan di 10 masjid di Desa Tembokrejo Kecamatan Gumukmas Jember.

KH Khoiruzzaad Maddah atau yang familiar disapa Gus Ya’ memberi nasihat kepada para mahasantri agar berkhidmah kepada masyarakat dan menyebarkan syiar Islam dengan meneladani Syaikhona Kholil Bangkalan.

Gus Ya’ menceritakan, suatu hari Kiai Kholil Bangkalan kedatangan seorang tamu yang mengeluhkan tentang anaknya yang sulit berhenti makan manisan, banyak hal yang dilakukan orang tua ini agar anaknya berhenti makan manisan, bahkan tak jarang anak ini dimarahi berkali-kali tetapi tetap saja tidak mau berhenti makan manisan.

“Kemudian tamu tersebut meminta bantuan kepada Syaikhona Kholil untuk memarahi anaknya agar berhenti memakan manisan,” ungkap Gus Ya’.

Ketika si tamu tersebut sowan kembali, dirinya datang membawa anaknya ke hadapan Syaikhona Kholil, beliau tidak memarahi, melainkan hanya menyuruh datang lagi ke sini tiga hari kemudian.

“Setelah 3 hari, tamu tersebut datang bersama anaknya kembali, Syaikhona Kholil juga tidak memarahi anak tersebut, melainkan hanya mengatakan berhentilah makan manisan kepada anak tersebut,” terang Gus Ya’.

Gus Ya’ melanjutkan, tamu tersebut merasa janggal dengan sikap Syaikhona Kholil yang hanya memberikan nasihat sekedarnya, dan tidak memarahi si anak. Namun, hasilnya di luar prediksi tamu tersebut, anaknya yang biasanya bandel sulit dinasehati ternyata sepulang sowan dari Syaikhona Kholil langsung berhenti tidak mau makan manisan lagi.

“Si anak menyampaikan bahwasanya dia merasa ingin berhenti makan manisan setelah dinasehati oleh Syaikhona Kholil,” terang Gus Ya’.

Demi menghilangkan rasa penasarannya, kata Gus Ya’, selang beberapa hari orang tua ini sowan lagi kepada Syaikhona Kholil untuk minta penjelasan bagaimana mungkin si anak ini bisa patuh, dan Syaikhona Kholil menjawab tamunya demgan jawaban sederna.

“Ketika bapak meminta saya untuk menasehati putra bapak, saya meminta untuk datang lagi setelah tiga hari, tiga hari itu saya berpuasa, memulai dari diri saya sendiri untuk tidak makan makanan dan tidak memakan manisan, setelah 3 hari itu saya merasa pantas untuk bisa menasehati anak bapak untuk tidak memakan manisan,” imbuh Gus Ya,.

Gus Ya’ menyimpulkan dari cerita tersebut, seseorang dapat mempelajari bahwa sebelum memberikan nasehat kepada orang lain kita harus memulainya terhadap diri sendiri.

“Ikhtiar yang seperti ini telah diberikan teladan oleh ulama kita, guru-guru kita, yaitu menasehati diri sendiri sebelum menasehati orang lain,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *