MAHADALYASSUNNIYYAH.AC.ID, Kencong.
Tabarukan atau mencari keberkahan menjadi salah satu ciri khas amaliah Ahlussunah Wal Jama’ah (Aswaja). Caranya pun bermacam-macam, ada yang menggunakan media air dengan dibacakan Al-Qur’an dan Kalimat Toyyibah lainnya, ada yang meminta doa ulama, ada yang menggunakan benda-benda milik ulama dan lain sebagainya dengan tetap mayakini bahwa Allah satu-satunya yang dapat memberi manfaat dan mudharat.
Bertolak belakang dengan apa yang menjadi ajaran Wahabi yang menolak tabarukan, seringkali mereka membid’ah-bid’ahkan pengamal tabarukan bahkan menganggap hal itu perbuatan syirik. Ada kisah unik mengenai tabarukan dan wahabi, hal itu dikisahkan Pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember, KH Ahmad Sadid Jauhari.
“Abuya Sayyid Muhammad ketika pulang dari To’if bersama Menteri Perminyakan Arab Saudi saat itu, Zaky Yamani. Beliau diajak ke Amir Muwasolah (Menteri tranposrtasi), Si Amir ini sakit akibat bingung tidak bisa tidur, ternyata setelah ditelusuri dia sakit karena punya dua istri yang sering bertengkar,” tutur Kiai Sadid mulai bercerita saat hadir di kuliah umum Ma’had Aly Assunniyyah, Rabu (08/02/2023).
Akhirnya, lanjut Kiai Sadid, oleh Sayyid Muhammad menteri tersebut diberi jinten hitam dengan madu yang sebelumnya telah dibacakan hataman Al-Qur’an dan shalawat oleh para santri Sayyid. Sang menteri yang sakit inipun tak menolak obat dari Sayyid dan meminumnya.
“Lah ternyata sembuh dia. Si menteri transportasi ini pun menawarkan hadiah kepada Abuya (panggilan akrab santri kepada Sayyid). dan beliau tidak minta apa-apa, beliau hanya minta agar makam Ummul mukminin Sayyidah Maimunah agar diselamatkan dari proyek jalan yg dibangun,” lanjut Kiai Sadid.
Setelah ditanyakan apakah itu betul makam Sayyidah Maimunah, dan diyakinkan oleh Sayyid, maka makam ini bisa selamat dari proyek jalan yang dibangun seperti permintaan Sayyid.