Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah salah seorang ulama Islam dari Arab Saudi yang lahir pada tahun 1365 H atau 1946 M di kota Mekkah dan berasal dari keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal. Ayahnya adalah As-Sayyid Alawi, seorang ulama terkemuka di Mekkah dan merupakan salah satu penasihat Raja Faisal, raja Arab Saudi pada saat itu.
Sejak kecil Sayyid Muhammad sudah belajar Al-Quran, dan mengenyam pendidikan Agama Islam dari ayahnya sendiri yaitu Sayyid Alawi yang sudah masyhur kealimannya. Selain berguru pada ayahnya, Sayyid Muhammad juga berguru pada ulama-ulama besar seperti Syaikh Muhammad Yahya bin Aman, Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab, Habib Umar bin Muhammad bin Smith, dan masih banyak lagi guru Sayyid Muhammad dari berbagai penjuru dunia.
Setelah selesai belajar kepada guru-gurunya, Sayyid Muhammad kemudian menyebarkan ilmunya dengan mengajar di Masjidil Haram dan di rumahnya sendiri. Pelajaran yang Sayyid Muhammad berikan tidak berfokus kepada ilmu tertentu, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima apa yang diberikan Sayyid Muhammad.
Berangkat dari hal itu, Sayyid Muhammad selalu menitikberatkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid perhari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah.
Begitu pula setiap bulan Ramadhan dan hari raya, Sayyid Muhammad selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa melihat golongan atau derajat. Di mata Sayyid Muhammad, semua tamu dan murid memiliki keistimewaan yang sama, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua dapat mencicipi ilmu bersama-sama.
Dari didikan dan keikhlasannya dalam mengajar dan mendidik, telah muncul ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Semua murid Sayyid Muhammad tersebar di seluruh penjuru dunia, seperti di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad Almaliki, ribuan murid-muridnya yang bukan hanya menjadi ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid-murid beliau yang masuk ke dalam pemerintahan. Diantaranya adalah Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi Condet, Jakarta Timur, Habib Saleh bin Muhammad Alhabsyi, KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang, KH Maimun Zubair, pemilik pesantren Al-anwar Sarang, dan masih banyak lagi murid murid beliau yang menjadi tokoh dan terkenal kealimannya.
Selain itu, Sayyid Muhammad termasuk orang yang aktif dan produktif menulis berbagai macam buku atau kitab dari berbagai cabang keilmuan, tidak kurang dari 100 kitab yang telah ditulisnya dan semuanya beredar dan masyhur di seluruh dunia.
Tidak sedikit dari kitab-kitab Sayyid Muhammad yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia, dll. Salah satu karyanya yang sangat terkenal dan populer adalah kitab Mafahim Yajibu an-Tusahhah yang berisi hujjah Ahlussunah Wal Jama’ah tak terbantahkan.
Sayyid Muhammad di berbagai karya yang ditulis banyak menyinggung dan mementahkan kritik rekan-rekan senegaranya dari kaum Salafi Wahhabi dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka sendiri.
Dari keberanian ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh sebagai seorang yang sesat, dicekal mengajar di Masjidil Haram bahkan sering mendapat ancaman pembunuhan.
Diantara kitab karya Sayyid Muhammad adalah Kitab Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif, Al-Qawa’id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadits, Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah, Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra, Abwab al-Faraj (fiqh), Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar dan banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.
Sayyid Muhammad wafat pada hari Jumat, 15 Ramadhan 1425 H, di Mekkah dan dimakamkan di sebelah makam ayahnya dan Sayyidah Khadijah sesuai dengan doanya Sayyid Muhammad agar meninggal dunia pada bulan Ramadhan dalam keadaan berpuasa di rumahnya di Makkah.
Meninggalnya Sayyid Muhammad tentu mengejutkan umat, ucapan takziah diucapkan dari seluruh dunia Islam. Shalat jenazah dilakukan di seluruh pelusuk dunia, Shalat jenazah pertama dipimpin adiknya sendiri, Sayyid Abbas, dan shalat jenazah seterusnya dilakukan di Masjidil Haram dengan Imam Subayl.
Ratusan ribu manusia membanjiri upacara pemakaman Sayyid Muhammad di pemakaman Al-Ma’la disaksikan ratusan ribu manusia termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari dalam maupun luar Makkah. Semuanya hadir demi melihat Sayyid Muhammad untuk terakhir kalinya, sebelum disemayamkan, selama tiga hari tiga malam rumah Sayyid Muhammad selalu penuh ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan penghormatan terakhir padanya.
Penulis: Abidah Hasna, Mahasantri Mustawa 1
Editor: Sufyan