MAHADALYASSUNNIYYAH.AC.ID, Kencong. Berbagai pengalaman menarik dialami Mahasantri peserta Kuliah Khidmah Nabawi (KKN) Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember. Diantaranya apa yang dialami kelompok 5 yang dapat memahamkan warga pentingnya Tuma’ninah dalam praktek shalat Tarawih.
Selain karena memang termasuk dalah satu rukun shalat, Tuma’ninah yang dalam bahasa Indonesia artinya ketenangan ini, mempunya tata cara tersendiri yang diatur dalam ilmu fikih.
Koordinator kelompok 5, Mujab Ihsan mengatakan, tradisi Shalat Tarawih cepat kadang banyak melupakan cara Tuma’ninah dengan benar.
“Diantara rukun shalat agar terlaksana sempurna adalah ketika sujud, ruku’ dan lainnya harus dilakukan dengan tuma’ninah, ketika sujud, fikih mengajarkan tata cara yang benar sujud dianggap sempurna adalah kening harus menempel sempurna di tempat sujud,” jelas Mujab.
Mujab menambahkan, pentingnya tuma’ninah ini perlu mendapat perhatian khusus. Maka, kata dia, melakukan rukun-rukun shalat dengan tenang dan tidak tergesa-gesa perlu dibiasakan dalam shalat tarawih, dan masa tuma’ninah ini dibatasi dengan kadar lamanya mengucapkan tasbih atau subhanallah.
“Di beberapa masjid dan musala desa yang kami temui, ada yang melakukan tarawih dengan sangat cepat dan terkesan mengesampingkan tuma’ninah ini, merubah tradisi ini tentu tidak mudah, pokoknya kami sampaikan dan jelaskan kepada masyarakat mengenai tata shalat yang sesuai dengan kefahaman fikih kami,” imbuhnya.
Namun, tuturnya, tak semua masjid dan musala yang ditemui disana praktek shalat tarawihnya cepat, ada juga yang shalat tarawihnya bagaikan shalat isya’ yang dilakukan dengan tenang, tidak tergesa-gesa.
“Seperti di masjid Al-Muza di Dusun Mundurejo, kata ta’mirnya butuh tiga tahun merubah praktek model cepat ke model seperti itu. Namun kami tetap berharap semoga sedikit banyak apa yang kita jelaskan membawa dampak baik di masyarakat,” pungkasnya.